Daftar Isi
KATA
PENGANTAR..……………………………………………...........….i
DAFTAR
ISI…..………………………………………………………….…ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...1
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………..1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………….....1
1.3 Maksud dan Tujuan………………………………………………………..2
BAB II ISI.......................................................................................................3
2.1 Ilmu
Pengetahuan……………………………………………………….....3
2.2
Teknologi………………………………………………………….............4
2.3 Kemiskinan……………………………………………………..................6
2.4
Keterkaitan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan…………….........7
BAB
III PENUTUP………………………………………………….............9
1.1 Kesimpulan………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA…………..…………………………………...……....10
KATA PENGANTAR
Puji syukur
marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Kemiskinan”.
Makalah ini
berisikan tentang definisi dari ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian
pengertian teknologi, dan kemiskinan serta keterkaitan antara ketiganya. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi sekaligus menambah pengetahuan kita
terhadap Ilmu Sosial Dasar.
Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata,
saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Depok, 6 Januari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi
dan kemiskinan tidak mustahil kita akan melihat ke masa lampau atau masa depan
yang penuh dengan ketidakpastian. Yang mungkin permasalahannya adalah
kontinuitas dan perubanhan, harmoni dan disharmoni.
Bahasa “Ilmu Pengetahuan” sudah lazim digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, berbicara tentang pengetahuan saja akan
menghadapi berbagai masalah, seperti kemampuan kita dalam memahami fakta
pengalaman dan dunia realitas, hakikat pengetahuan, kebenaran, kebaikan,
membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan dan sebagainya.
Teknologi
dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan, sudah
diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan manusia,
meskipun mempunyai dampak sosial yang muncul sering lebih penting artinya dari pada
kehebatan teknologi itu.
Kemiskinan
sendiri merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang
akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundametal dari cita-cita
masyarakat adil dan makmur.
1. Bagaimana pengertian Ilmu Pengetahuan?
2. Bagaimana pengertian Teknologi?
3. Bagaimana pengertian Kemiskinan?
4. Bagaimana keterkaitan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan?
Adapun maksud
dan tujuan saya dari menulis karya ilmiah ini adalah memberikan wawasan baru
terhadap pembaca mengenai apa itu ilmu pengetahuan, apa itu teknologi dan
kemiskinan, serta keterkaitan antara ketiganya. Makalah ini pun ditulis untuk
memenuhi syarat dalam mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
BAB
II
ISI
2.1 Ilmu Pengetahuan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. Sedangkan pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa
Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any
organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum
abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik
atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik,
seperti metafisika.
Langkah-langkah dalam memperoleh
ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan yang dimulai
dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang
mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan
dan membuktikan dengan cara berfikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif
yang berujuk pada pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai
upaya mencarai berbagai hal yang merupakan pengingkaran.Untuk mencapai suatu
pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah
yaitu:
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan
ilmiah yang objektif.
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang
dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan
terhadap hipotesis yang ada.
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah
maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma
terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan
kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan
meliputi arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri
sebagai dasar untuk langkah selanjutnya. Ilmu pengetahuan itu sendiri mencakup
ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, dan sebagai
apa yang disebut generic meliput segala usaha penelitian dasar dan terapan
serta pengembangannya. Penelitian dasar bertujuan utama menambah pengetahuan
ilmiah, sedangkan penelitian terapan adalah untuk menerapkan secara praktis
pengetahuan ilmiah. Pengembangan diartikan sebagai penggunaan sistematis dari
pengetahuan yang diperoleh penelitian untuk keperluan produksi bahan2, cipta
rencana sistem metode atau proses yang berguna, tetapi yang tidak mencakup
produksi atau engineeringnya (Bachtiar Rifai, 1975)
Dalam menerapkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan tersebut, perlu diperhatikan hambatan sosialnya. Bagaimna
konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk mewujudkan suatu perpaduan
dan pertimbangan moral dan ilmiah. Contoh sederhana tapi mendalam terjadi pada
masyarakat mitis. Dalam masyarakat tersebut ada kesatuan dari pengetahuan dan
perbuatan, demikian pula hubungan sosial di dalam suku dan kewajiban setiap
individu jelas. Argumen ontologis, kalau menurut teori Plato, artinya berteori
tentang wujud atau hakikat yang ada. Keadaannya sekarang sudah berkembang
sehingga manusia sudah mampu membedakan antara ilmu pengetahuan dengan etika
dalam suatu sikap yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.2 Teknologi
Teknologi
adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan
semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada.
Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk
mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi.
Selain
menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah
pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai dampak
negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan
teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja
makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan
merugikan generasi yang akan datang.
Teknologi tepat guna adalah suatu teknologi
yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu:
a. Persyaratan Teknis, yang termasuk di
dalamnya adalah :
1. Memperhatikan kelestarian tata
lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi
setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
2. Jumlah produksi harus cukup dan mutu
produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
3. Menjamin agar hasil dapat diangkut ke
pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas
mutu hasil.
4. Memperlihatkan tersedianya peralatan serta
operasi dan perawatannya.
b. Persyaratan Sosial, meliputi :
1. Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
2. Menjamin timbulnya perluasan lapangan
kerja yang dapat terus menerus berkembang
3. Menekan seminimum mungkin pergeseran
tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
4. Membatasi sejauh mungkin timbulnya
ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi
berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial
dan budaya yang dinamis.
Teknologi
yang berkembang dengan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia.
Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya
teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu
mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi.
2. Teknik meliputi bidang organisasional
seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
3. Teknik meliputi bidang manusiawi.
Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus
beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang
bebas dari pengaruh teknik.
2.3 Kemiskinan
Kemiskinan
lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan,
pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas
minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa
dipengaruhi oleh tiga hal :
1.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang
diperlukan
2.
Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3.
Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup
secara manusiawi
Persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalamhal ini garis
kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan
sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana
posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif
manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan
apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan
tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang
dialaminya.
Berdasarkan
ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi
sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk
memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh
tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai
tamat SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai
pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan
tidak mempunyai keterampilan.
2.4 Keterkaitan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
Kemiskinan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan
sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang
berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum
pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan,
tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan
sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal
kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya
yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan
sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan
kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental.
Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini
pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan
mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan
kemiskinan, adalah 3 hal yang tidak bisa terpisahkan. Ilmu pengetahuan
merupakan bisa dibilang dasar pembentukan suatu teknologi, dan kemajuan yang
pesat dalam teknologi tentunya akan berpengaruh besar pada terbentuknya
kemiskinan. Karena pada dasar nya kemiskinan terbentuk akibat ada nya
kesenjangan sosial ekonomi di dalam masyarakat. Kemajuan teknologi akan
menyebabkan kesenjangan tersebut semakin besar, karena teknologi yang canggih
atau modern hanya dapat dimiliki dan dirasakan oleh golongan sosial masyarakat
menengah keatas.
Oleh sebab itu ilmu pengatahuan,
teknologi dan kemiskinan tidak dapat kita pisahkan karena adanya ikitan yang
menyambungkan ketiga hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://ismayadefi.blogspot.com/2011/11/makalah-isd-ilmu-pengetahuan-teknologi.html
http://id.wikipedia.ac.idhttp://wartawarga.gunadarma.ac.id
http://bobungga.blogspot.com/2012/01/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://imazshare.wordpress.com/2012/01/29/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://jagkedd.blogspot.com/2012/10/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
Komentar
Posting Komentar